Jumat, 20 Februari 2015

Orang Optimis Memiliki Jantung Lebih Sehat

jantungsehatOrang Optimis Memiliki Jantung Lebih Sehat
Orang yang optimis tidak hanya memiliki lebih sedikit kecemasan, tetapi sikap positif mereka juga bermanfaat bagi kesehatan mereka – khususnya kesehatan jantung.
Para peneliti yang dipimpin oleh Rosalba Hernandez dari University of Illinois melibatkan sekitar 5.100 peserta yang berusia 45-84 tahun. Selain menjawab kuesioner yang meliputi kesehatan mental dan tingkat optimisme, para peserta juga memberi informasi mengenai kesehatan fisik berkaitan dengan arthritis, penyakit hati dan ginjal mereka. Sebagai ukuran untuk kesehatan jantung, para peneliti menggunakan tujuh parameter yang ditetapkan oleh American Heart Association yang mencakup tekanan darah, indeks massa tubuh, gula darah puasa dan kadar kolesterol. Mereka juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan jantung seperti nutrisi, aktivitas fisik, merokok, ras, usia, pendapatan dan pendidikan peserta.

Dua kali lebih besar

“Orang-orang yang optimis berpeluang dua kali lebih besar untuk memiliki jantung yang sehat dibandingkan mereka yang pesimis,” tulis Hernandez.
Para peserta dengan tingkat optimisme tertinggi memiliki peluang dua kali lebih tinggi untuk memiliki skala kesehatan jantung yang ideal. Mereka memiliki tekanan darah, kadar gula darah dan lemak darah yang lebih baik. Selain itu, mereka juga lebih aktif secara fisik, memiliki rata-rata BMI lebih rendah dan lebih jarang merokok. Secara keseluruhan, kesehatan mereka secara signifikan rata-rata lebih baik daripada peserta studi yang pesimis.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa setiap tambahan poin pada skala kesehatan jantung mengurangi risiko stroke sebesar delapan persen.
“Strategi yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi mental dan optimisme masyarakat bisa menjadi cara yang baik untuk meningkatkan kesehatan jantung dalam populasi,” kata Hernandez.

Stres lebih rendah

Kesehatan jantung yang lebih baik itu mungkin disebabkan oleh stres yang lebih rendah, yang berhubungan dengan sikap optimis. Optimisme juga dapat berdampak tidak langsung terhadap kesehatan jantung dengan meningkatkan kemungkinan untuk gaya hidup sehat dan menjauhi gaya hidup buruk seperti merokok dan diet berlebihan.
Penelitian tidak menggali lebih lanjut mengapa sebagian orang bersikap optimistis sedangkan sebagian lainnya bersikap pesimistis. Sebagai orang yang beragama, kita percaya bahwa keimanan yang benar kepada Tuhan membuat kita selalu optimis menjalani hidup. Kesulitan hidup tidak membuat kita kehilangan harapan karena kita selalu yakin akan pertolongan Tuhan.
————–
Source: Hernandez, Rosalba et al: “Optimism and Cardiovascular Health: Multi-Ethnic Study of Atherosclerosis (MESA), Health Behavior and Policy Review”, Volume 2, Number 1, January 2015, pp. 62-73 (12)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar